Kamis, 26 Desember 2013

Mengapa Tubuh Kita Gemetar pada Saat Cuaca Dingin?

    Tubuh manusia tidak dapat mengtoleransi suhu yang terlalu rendah maupun terlalu tinggi. Seseorang yang berada di luar ruangan dengan temperatur udara di bawah minus 29 derajat C tanpa mengenakan pakaian yang cukup tebal akan beku dan berakhir pada kematian karena tubuhnya kehilangan panas. Temperatur tubuh normal adalah 37 derajat C, dan ketika temperatur udara lebih rendah dari temperatur tubuh, panas akan mengalir dari tubuh kita. Pada temperatur udara sedang (berkisar antara 15-20 derajat C), tubuh kita tidak terlalu bermasalah, bahkan sesungguhnya temperatur udara sedang sangat dibutuhkan karena tubuh kita memproduksi panas berlebih dari yang kita butuhkan dan harus dilepas sebagian. Suatu kondisi di mana temperatur udara sangat rendah sehingga tubuh melepas terlalu banyak panas sehingga temperatur tubuh turun disebut dengan hypothermia. Penurunan panas tubuh badan antara 1 derajat C hingga 2 derajat C mengakibatkan tubuh gemetar, yang merupakan salah satu usaha tubuh kita untuk menaikkan temperatur tubuh melalui gerakan dari sendi-sendi otot. Penurunan yang lebih drastis lagi mengakibatkan kehilangan kesadaran dan bahkan kematian. source

    Kebalikan dari kondisi di atas disebut dengan hiperthermia. Hal ini dapat disebabkan oleh tingginya udara di luar maupun faktor dari dalam tubuh kita sendiri yaitu ketika seseorang menderita demam.



sourcehttp://www.ceritakecil.com/ilmu-pengetahuan-dasar/artikel/Mengapa-Tubuh-Kita-Gemetar-pada-Saat-Cuaca-Dingin-13

Jumat, 06 Desember 2013

Sidik Jari Dikenal Sejak Zaman PraSejarah

    Bentuk sidik jari setiap manusia sangat khas karena semua sidik jari manusia berbeda. Perubahan fisik manusia ternyata tidak akan mengubah sidik jarinya. Sidik jari dianggap sebagai alat yang paling akurat untuk mengidentifikasi pelaku kejahatan.
    Sidik jari telah dikenal sejak masa prasejarah, banyak sekali penginggalan masa prasejarah yang menunjukkan adanya peng gunaan sidik jari sebagai tanda khas seseorang. Namun, baru awal abad ke-20 sidik jari digunakan secara modern untuk mengidentifikasi korban maupun pelaku kejahatan. penyelidikan forensik dengan menggunakan sidik jari mulai digunakan tahun 1915, bersamaan dengan dibentuknya International Association for Identification (IAI). Kemudian di tahun 1977 IAI mulai memberlakukan standar sertifikasi untuk para penguji sidik jari. Sebelum tahun 1800-an, lembaga penegak hukum menggunakan memori tampilan visual untuk mengidentifikasi para pelaku kejahatan. Namun cara ini ternyata tidak efektif karena tampilan visual seseorang bisa diubah dengan mudah . Sekitar tahun 1870, antropolog asal Prancis, Alphonse Bertillon mendorong penggunaan sistem identifikasi berdasar ciri khas tulang organ tubuh tertentu. Sistem ini lebih masuk akal karena tulang khas seseorang juga tidak mudah untuk diubah.Pada 30 tahun pertama setelah penemuannya, sistem ini diterima dalam proses identifikasi pelaku kriminal. Identifikasi pelaku kejahatan menggunakan bantuk tulang tidak lagi digunakan.